[ ー @forjynm ー ]
Donghyuck dengan ditemani Jaemin sedang memperhatikan seseorang dari jarak pandang yang jauh, untuk ukuran manusia.
“Gue mau ke sana.”
Jaemin dengan cepat menoleh.
“Jangan.”
“Jaemin, gue kangen papa.”
Jaemin tidak tega melihat raut wajah dan sorot mata Donghyuck saat ini. Dengan berat hati Jaemin mengikuti Donghyuck dari belakang dengan payung hitam yang ia genggam.
Jaemin berusaha keras menahan rasa hausnya ketika aroma darah tercium oleh indera penciumannya.
Akhirnya mereka berdua sampai di depan pintu rumah seseorang yang merupakan Papa dari Donghyuck.
Pintu rumah pun tak lama terbuka setelah diketuk beberapa kali dan menampilkan sosok Ten dengan wajah yang kurang bersahabat.
“Papa.”
Jaemin lagi-lagi harus berusaha menahan keinginannya untuk menghisap habis darah seseorang yang berada dihadapannya ini.
“Aku bukan papamu.”
Jaemin sedikit terkejut mendengar nada bicara Ten yang dingin. Matanya melirik ke samping dimana Donghyuck berada.
“Papa, ini aku Donghyuck.”
Walaupun wajah Donghyuck dingin dan menyeramkan tetapi airmata terlihat jatuh dari kedua matanya.
“Daddy, ada siapa?”
Seorang gadis kecil yang dikepang dua terlihat mendekat. Jaemin simpulkan bahwa anak ini adalah anak Ten karena anak ini memanggil Ten dengan sebutan Daddy.
“Pergi,” ujar Ten pada Jaemin dan Donghyuck.
“Dad, kenapa malah mengusir tamu?”
Ten melihat anak gadisnya. “Mereka berbahaya, darl.”
“Ada apa ribut-ribut?”
Sesosok wanita muncul dari dalam rumah.
“Kenapa tidak disuruh masuk, hun?” Tanya wanita itu pada Ten.
“Mereka orang asing. Tidak baik menyuruh orang asing untuk masuk ke dalam rumah.”
Nada bicara Ten terdengar tidak bersahabat jika membicarakan dua vampire yang ada di depan rumahnya.
Ten menyadari jika kedua mata Jaemin berubah warna menjadi merah. Langsung saja ia menyuruh anak dan istrinya untuk masuk ke dalam.
“Donghyuck, temanmu akan menghabisi nyawaku dan keluargaku.”
Donghyuck menolehkan kepalanya ke samping dan mendapati mata merah Jaemin.
“Prince.”
Satu sentuhan dari Donghyuck menyadarkan Jaemin.
“Maaf, gue haus.”
Ten akan menutup pintu rumahnya namun sebelum itu Donghyuck berujar.
“Papa, aku menyayangi papa. Daddy juga sangat menyayangi papa.”