[ ー @forjynm ー ]

Suara desahan terdengar hampir memenuhi seluruh penjuru rumah yang berada di dalam hutan.

Suara siapa lagi kalau bukan suara pangeran vampire kita, Na Jaemin.

Sudah kesekian kalinya Jaemin dan Jeno bermain dibanyak tempat yang ada di dalam rumah dengan berbagai gaya.

Selama melakukan hubungan intim, Jaemin selalu melarang Jeno melakukannya di kasur. Takut kalau kasur akan rusak. Tahu sendiri tenaga seorang alpha yang sedang dalam masa rut.

Dan ada satu lagi larangan yang Jaemin terapkan pada Jeno.

Tidak diperbolehkan mengeluarkan cairan cintanya di dalam Jaemin.

Kecuali kalau hubungan mereka sudah mendapat restu.

“Angh, Jen. Punyamu terlalu dalam ngh.”

Jeno terus menghujam Jaemin. Tidak peduli jika si pangeran vampire itu akan kelelahan dan pingsan. Yang penting hasratnya terpenuhi.

Jaemin yang posisinya berada di atas meja makan hanya bisa pasrah menerima hujaman yang diberikan kekasih serigalanya.

Jeno sedikit menundukkan tubuhnya untuk meraup bibir pucat Jaemin dan membawanya ke dalam sebuah ciuman panas.

Kedua tangan Jaemin terangkat dan dikalungkan dileher Jeno.

“Aahh ahh, Jeno!”

Jaemin semakin tidak karuan kala Jeno menumbuk titik sensitifnya berulang kali hingga akhirnya dirinya mencapai puncak kenikmatan dari kegiatan panas itu.

“Jeno,” panggil lirih Jaemin.

“Iya, ma chèrie?”

“Kenapa rasanya perutku hangat?”

Jaemin mencoba melihat bagian bawahnya dan langsung memarahi kekasih serigalanya setelahnya.

“Lee Jeno, kenapa tidak dikeluarkan diluar!?”

“Oh, shit. I am sorry. I forget.”

...

Pagi pun tiba dan Jeno adalah yang pertama terbangun. Dirinya terbangun karena mencium feromon yang sangat manis dan cukup memabukkan.

Dilihatnya ke samping. Sosok Jaemin masih tertidur pulas di dalam balutan selimut.

“Tidak, Jen. You have him. Jangan coba-coba untuk mencari si pemilik feromon ini.”

Jeno berulang kali menampar pipinya untuk menyadarkan.

Sialnya aroma feromon itu makin tercium dan membuat Jeno menggeram. Tanpa pikir panjang Jeno langsung berlari keluar rumah yang dulunya milik ayahnya dengan wujud serigala untuk mencari si pemilik feromon memabukkan itu.

Tak butuh waktu lama Jeno berhasil menemukan siapa pemilik feromon itu. Seorang lelaki dengan wajah manis yang sedang merintih dibalik pohon besar.

Jeno tahu dia sedang dalam masa heatnya.

Dengan perlahan Jeno mendekat. Aroma feromon semakin tercium kuat.

Dengan persetujuan si omega, Jeno langsung melakukan penyatuan dengannya.