GF—19

Belum sempat Jaemin membuka gerbang, dirinya sudah terhempas ke belakang hingga tubuh belakangnya menabrak bangunan air mancur. Seseorang baru saja melemparnya.

Jaemin dengan perlahan berdiri, ringisan pelan sempat lolos dari bibirnya. Matanya menyapu dan melihat kekasih dan kedua temannya juga mengalami hal yang sama dengannya.

“Cupcake, kamu gak apa-apa?”

Jaemin melemparkan senyum untuk Jeno yang berjalan menghampirinya. “Aku baik.”

Jaemin menoleh dengan cepat saat sebuah gerakan tertangkap oleh ekor matanya. Dengan kecepatan supernya ia mendekati gerbang, tempat dimana gerakan cepat itu terjadi.

“Wah. Wah. Wah. Lihat siapa ini,” kata sosok vampir yang memakai pakaian zaman victoria. “Na Jaemin, Slave kesayangan Jaehyun.”

Taring Jaemin muncul dengan segera saat melihat Michael Serafino, mantan pemimpin clannya dulu, yang sekaligus pembunuh Tuannya.

“Kamu jauh-jauh dari Romania hanya untuk membunuh Jaehyun?” tanya Jaemin dengan perlahan melangkah mundur karena Michael Serafino dan antek-anteknya bergerak maju.

Jaemin sedikit tersentak saat tiba-tiba tubuhnya ditarik pelan ke belakang. Ia memandang bagian belakang tubuh Jeno yang kini sudah ada di depannya.

Serafino memperhatikan Jeno dari atas smapai bawah. “Aku tebak ini pasti rekrutanmu, ya, Jaemin?”

“Kamu gak perlu tahu.” Jawabab yang diberikan Jaemin membuat Serafino tertawa mengerikan.

“Aku acungi jempol karena kamu pintar dalam merekrut, tidak seperti Jaehyun.”

Jaemin menggeser tubuhnya sedikit supaya dapat melihat Serafino melewati bahun Jeno. Ia menatap tajam pemimpin clan Romania yang paling disegani itu. “Jelaskan maksudmu membunuh Jaehyun.”

“Dasar tidak sabaran.”

Jaemin menjulurkan satu tangannya untuk menahan satu tangan Jeno ketika lelaki itu hendak menerkam Serafino yang melangkah maju.

Jeno menoleh ke belakang. “Kenapa?”

“Jangan. Ini bukan urusanmu. Aku tidak mau kamu kena masalah.”

Jeno memegang tangan Jaemin yang sempat menahannya, ia membalikkan kepalanya menjadi menghadap Serafino. “Sebentar.”

Setelah itu Jeno membawa Jaemin menjauh dari pintu gerbang. Ia membawa Jaemin ke dalam paviliun.

“Kenapa kamu membawaku kemari?” tanya Jaemin yang heran.

“Jaemin, apapun risikonya, urusanmu menjadi urusanku juga.”

“Sejak kapan?”

“Sejak kita resmi menjalin hubungan.”

Tatapan Jaemin melembut. Ia mengangkat satu tangannya dan menangkup pipi kanan Jeno. “Aku tahu kamu khawatir. Tapi tolong kali ini jangan ikut campur. Serafino bukanlah vampir yang baik hati.”

Jeno menyandarkan kepalanya pada tangan Jaemin yang mulai mengusap pipi kanannya. “Jadi, namanya Serafino?”

“Michael Serafino, pemimpin clan Romania. Awalnya ia hanya menjadi pemimpin di salah satu kota yang ada di Romania, entah mengapa dia menjadi memimpin satu negara. Jaehyun adalah Slavenya. Dia mengubah Jaehyun karena dia tahu potensi Jaehyun yang kuat selama masih menjadi manusia. Ketika Jaehyun sudah direkrut olehnya, entah mengapa dia menjadi berbeda. Ini kata para pengikutnya yang lain, ya. Aku belum bergabung saat itu karena belum direkrut Jaehyun.”

“Aku tebak pasti ia takut kalah saing oleh Jaehyun makanya ia berubah.”

“Sepertinya begitu. Saat masih menjadi pengikut Serafino, Jaehyun menyukai salah satu manusia. Ia mulai melakukan hal-hal gila. Hingga akhirnya ia berhasil mengubah manusia itu menjadi sama seperti kita. Namun manusia itu gak terima, ia kabur sambil membawa tanah kuburannya.”

“Apa dia berhasil ditemukan?”

Jaemin menggeleng. “Belum. Kembali ke soal clan. Setelah mengubah manusia itu, kami gak tahu kalau kami udah jadi Daylighter. Kami udah kabur lebih dulu dari manornya Serafino. Setelah itu Jaehyun mengajakku untuk berkeliling mencari Taeyong, manusia yang diubah Jaehyun. Ketika kami menetap sementara di China, tepatnya di Beijing, Jaehyun memimpin clan.”

“Berapa lama dia memimpin clan?”

“Lima puluh tahun. Setelah mengetahui kalau dia bisa berjalan di bawah sinar matahari, dia mengundurkan diri dan membawaku pergi.”

Jaemin menarik tangannya dari pipi Jeno, membuat Jeno yang sedang menikmati usapan di pipi kanannya sedikit merasa kecewa.

“Aku harus kembali ke sana,” kata Jaemin, ia memajukkan wajahnya untuk memberikan sebuah kecupan ringan di bibir Jeno. Setelahnya ia keluar dari paviliun.