GF—20
( cw // blood , gore )
Jaemin menoleh saat pintu paviliun terbuka dan nampaklah ketiga vampir dari baliknya, Jeno, Mark, dan Haechan yang membawa benda di masing-masing tangan mereka. Jeno membawa tiga buah kursi, Mark membawa satu botol air suci, dan Haechan membawa sebilah pedang yang masih disarungkan.
Jaemin meminta Jeno untuk meletakkan kursi yang ia bawa secara berdampingan namun tidak menempel, menyisakan jarak beberapa centimeter.
“Duduklah, Serafino,” kata Jaemin setelah tiga kursi telah diletakkan Jeno.
Jaemin tidak memutus pandangan mata dengan Serafino selama pemimpin clan Romania itu menghampiri salah satu kursi dan mendudukkan diri di sana.
Jaemin memberikan kode pada Mark dan Haechan untuk segera memulai. Mark dengan hati-hati membuka tutup botol air suci itu dan membasahi bilah pedang yang dipegang Haechan. Setelah menghabiskan satu botol penuh, Mark menutup kembali botol itu dan membuangnya.
“Ini pedangnya,” kata Haechan, ia memberikan pedang yang bilahnya sudah basah oleh air suci.
Jaemin mengambil pedang itu dari tangan Haechan dengan hati-hati. Ia melihat ke arah Jeno dan meminta Jeno untuk mengikat kuat ketiga vampir itu dengan tambang yang ada di ujung ruangan.
Jaemin berjalan mendekati salah satu antek Serafino setelah Jeno mengikat ketiga vampir itu dengan erat dan simpul yang sulit untuk dilepas. Jaemin berdiri tepat di belakang vampir itu, satu tangannya yang memegang pedang diarahkan ke depan leher si vampir. Dengan perlahan Jaemin menempelkan bilah pedang itu pada kulit leher si vampir.
Si vampir merasakan rasa perih saat bilah pedang itu mengenai kulitnya. Ia menggigit bibirnya cukup kuat ketika bilah pedang tajam itu mulai menembus kulit lehernya.
Jaemin melihat ke arah pedang yang sudah berhasil menembus leher si vampir. Ia mulai menggerakkan pedang itu, bilah pedang yang tadinya hanya menembus ujung sisi leher si vampir kini sudah menembus leher si vampir. Jaemin menarik kembali pedangnya saat dirasa bahwa pedang itu sudah mengenai leher si vampir sampai bagian tengah. Darah mengucur dengan deras ketika Jaemin menarik pedangnya.
Jaemin berpindah tempat. Kini ia berada di belakang Serafino. Ia mengarahkan pedangnya pada leher Serafino dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.
Jaemin berpindah tempat lagi dan melakukan hal yang sama untuk ketiga kalinya.
Jaemin kini sudah berada di sebelah Jeno, menatap ketiga vampir asal Romania yang dalam kondisi sekarat itu dengan sebuah senyuman miring.
“Cupcake, apa yang kamu mau lakukan?” tanya Jeno ketika Jaemin mulai bergerak maju.
Jaemin berbalik sebentar. “Aku akan mengakhiri ini.”
Dengan kecepatan supernya Jaemin sudah berada di belakang Serafino, mengarahkan pedangnya di depan leher Serafino yang sudah terbuka separuh, menggorok leher itu sampai putus. Ia juga melakukan itu pada kedua vampir lainnya. Kepala ketiga vampir itu terjatuh dan menggelinding.
“Aku butuh api,” kata Jaemin kepada Mark, Haechan, dan Jeno.
Jeno langsung bergerak cepat keluar piviliun untuk mengambil korek api, kembali ke paviliun dengan cepat. Ia memberikan korek itu pada Jaemin.
Jaemin menerima korek tersebut dan langsung menyalakannya. Ia membakar ketiga tubuh dan kepala yang terpisah dengan wajah puas sampai ketiga vampir itu berubah menjadi abu.