Pertemuan Tak terduga

Dengan segera Jody menurunkan pandangan saat netranya dengan netra Tirta beradu pandang tak sengaja. Dalam hati Jody merapal doa agar Tirta tidak menyadari kehadirannya. Kalau memang iya, Jody berharap agar Tirta mengabaikan eksistensinya saat ini.

Sudah memasuki waktu dua minggu keduanya tak pernah bertemu, pun bertukar kata melalui pesan yang disediakan di ponsel pintar.

Sudah dua minggu Jody tidak memikirkan sosok Tirta dikarenakan ia sibuk dengan kegiatan perkuliahan, organisasi, dan kerja lepas. Namun pertemuan keduanya hari ini yang tidak direncanakan membuat perasaan rindu dalam diri Jody menyeruak.

Membetulkan pegangan tangannya pada kamera yang tengah dipegang merupakan kegiatan yang ia lakukan sebelum mengambil gambar tamu undangan dan pengantin yang sudah siap dengan pose andalan mereka di pelaminan.

Tanpa disadari olehnya kalau seseorang yang ia coba hindari kini berada di dalam barisan tamu undangan untuk berfoto bersama pengantin di pelaminan.

Matanya langsung terpaku ketika melihat Tirta berada di sana, di pelaminan, tengah memberikan ucapan selamat kepada pihak yang berbahagia.

Tatanan rambut Tirta dibiarkan ke atas, menampilkan keningnya yang mulus. Kemeja batik yang membalut tubuh Tirta membuat lelaki itu semakin terlihat tampan.

Jody mengangkat kamera, membidik objek melalui lensa kecil yang berada di bagian belakang. Jari telunjuknya berada di atas tombol shutter, siap untuk memotret.

Perintah memotret telah diberikan oleh rekannya yang berada di sebelah. Telunjuknya menekan tombol shutter. Suara yang berasal dari kamera serta cahaya yang dipantulkan melalui payung putih menjadi tanda bahwa satu gambar telah diabadikan.

Jody tidak berhalusinasi. Ia sangat sadar kalau Tirta berulang kali mencuri pandang ke arahnya saat menuruni undakan. Berusaha tidak peduli adalah yang dilakukan Jody saat ini.

Mencoba mengaburkan pikirannya akan sosok Tirta dengan menggelengkan kepala beberapa kali. Ia harus fokus bekerja saat ini.

“Lo gapapa, Jo?” tanya rekan kerjanya.

Jody menoleh. “Gue gapapa.”

Setelahnya mereka kembali bekerja sesuai tugas job yang diemban.