Sunset Love
cw // kiss
Semua kru telah bersiap di tempat mereka masing-masing. Si pengambil gambar juga telah memegang kameranya dan mengarahkan ke kolam renang sebuah rumah yang akan menjadi tempat syuting kali ini.
Dua aktor utama yang sudah berada di dalam kolam renang yang sengaja dibuat hangat terlihat telah siap untuk memasuki karakter masing-masing.
Kata action telah diserukan. Sekarang saatnya kedua aktor memainkan peran mereka dengan baik.
Adegan pertama adalah Jeno dan Jaemin melakukan lomba renang cepat. Mereka tidak melakukan sesuatu yang dapat memicu kecurigaan orang tua Daejung, karakter Jeno, yang berada di dalam rumah.
Kolam renang rumah tersebut bersebelahan dengan ruang makan. Keluarga Daejung sedang berkumpul di ruang makan untuk sekadar bercakap-cakap. Sementara Daejung, yang sangat ingin berduaan dengan kekasihnya, mengajak Hyunae berenang.
Jeno berhasil sampai terlebih dulu di seberang kolam, sedangkan Jaemin terlihat berusaha untuk menyusul Jeno.
Dalam hitungan detik Jaemin telah berhasil. Dengan segera ia menyembulkan kepalanya keluar kolam dan meraup napas hingga puas.
Lokasi rumah yang digunakan untuk keperluan syuting berada di sebuah kompleks perumahan elit yang berada di perbukitan. Pemandangan yang mengarah ke barat terlihat sangat indah dari kolam renang. Bukit-bukit yang berjarak, rumah-rumah yang berada di dataran rendah, menambah keindahan tempat itu.
Dan saat ini Jeno beserta Jaemin sedang memandangi pemandangan indah tersebut. Mereka melakukan adegan sesuai yang tertera di naskah. Mengobrol, bercanda, tertawa, dan saling menggelitik.
Sampailah disebuah adegan yang akan membuat jantung keduanya berdebar tak karuan.
Jeno menoleh ke belakang, ke ruang makan yang sudah terlihat kosong. Anggota keluarganya telah pergi dari sana, sesuai dengan yang tertera di naskah drama.
Saatnya Jeno melancarkan aksinya. Dia merapatkan tubuhnya yang sempat berjarak pada Jaemin. Tentu hal itu membuat Jaemin berakting terkejut dan panik dengan menyapukan pandangan ke sekeliling.
“Kamu cari siapa, sih?” tanya Jeno dengan seringai kecil di bibirnya.
“Keluarga kamu,” jawab Jaemin setelah selesai memindai sekeliling.
Tubuh yang sudah rapat itu semakin rapat karena ulah Jeno. Tangan kanannya melingkar di pinggang kecil Jaemin. Gerakannya itu membuat keduanya saling berhadapan dengan jarak yang dekat.
Berbeda dengan apa yang dilakukan Jeno, Jaemin berusaha melepaskan diri karena takut kalau-kalau keluarga Jeno ada yang melihat.
“Tenang aja, sayang. Mereka gak akan bisa lihat kita,” ujar Jeno seraya menyelipkan rambut Jaemin ke belakang daun telinga.
Seolah mode pengingat Jaemin hidup, dia memelototi Jeno sambil menunjuk Jeno dengan jari telunjuknya, memperingati lelaki itu. “Jangan melakukan yang aneh-aneh, ya.”
Jeno tertawa pelan. “Kamu tahu kalau aku suka melakukan yang aneh-aneh ke kamu.”
Jaemin tersentak saat sebuah tangan nakal meremas bokongnya yang berada di dalam air. Belum sempat mengajukan protes, bibirnya telah lebih dulu dibungkam.
Langit di barat terlihat semakin berwarna oranye, menandakan bahwa tak lama lagi sang surya akan kembali ke peraduan.
Kedua anak adam itu terlihat masih berkutat dengan kegiatan mereka sebelumnya, bercumbu. Tempo pagutan yang tadinya pelan telah berubah.
Terlihat bahwa Jeno ingin sekali mendominasi. Dia tidak memberikan kesempatan bagi Jaemin untuk memimpin.
Benda hidup yang berada di balik tulang rusuk keduanya sama-sama menggila. Benda itu memompa darah lebih cepat daripada sebelumnya.
Terdengar suara orang berbincang membuat keduanya dengan cepat melepaskan tautan bibir mereka.
Jaemin langsung menjauhkan tubuhnya dari Jeno, memberikan jarak yang sekiranya tidak akan menimbulkan rasa curiga bagi anggota keluarga Jeno.
“Daejung,” panggil seseorang yang berperan sebagai ayah Daejung dengan kencang, “mau sampai kapan kamu berada di kolam renang? Hari sudah mau malam. Lihatlah temanmu, wajahnya memerah karena kedinginan.”
Jeno berakting menahan tawa setelah mendengar penuturan seseorang yang berperan sebagai ayahnya mengenai Jaemin.
“Sebentar lagi,” ujar Jeno sedikit meninggikan suara karena jarak antara dirinya dan sang ayah lumayan jauh.
Sepeninggal ayahnya, Jeno dengan cepat mendekatkan tubuhnya pada Jaemin yang menghadap ke arah barat.
“Matahari sebentar lagi akan terbenam,” tutur Jaemin.
Jeno mengikuti arah pandang Jaemin. Benar, matahari akan terbenam tak lama lagi. Pengalaman menyaksikan matahari terbenam bersama pujaan hati akan selalu dia ingat karena ini adalah yang pertama kalinya.
Jeno menghitung dalam hati. Tubuhnya kini sudah menghadap Jaemin yang masih betah menatap sang surya yang hendak berpulang.
“Hyunae,” panggil Jeno dengan lembut.
Jaemin menoleh. “Iya?”
Jeno tidak berbicara lagi, dia lebih memilih menatap dalam netra kelam milik Jaemin, seseorang yang dia puja dalam hati yang sekarang berperan sebagai kekasihnya di sebuah serial drama.
Menyadari bahwa wajah Jeno semakin lama semakin mendekat, Jaemin tidak menjauhkan wajahnya. Dia memilih diam sambil menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Jaemin berpikir bahwa Jeno tengah berimprovisasi. Adegan berciuman hanya sekali dilakukan dan mereka telah melakukannya.
Tidak terdengar kata cut membuat Jeno semakin yakin kalau dirinya tengah dikira berimprovisasi. Padahal dia sangat ingin mengecup bibir kemerahan Jaemin bertepatan dengan tenggelamnya sang surya.
Kedua pasang bibir itu kembali bertemu. Hanya bertemu, tidak ada pergerakan yang diberikan oleh masing-masing pemilik.
Sebuah ide terlintas dipikiran Jeno. Kedua tangannya memegang kedua bahu Jaemin, mendorong ke bawah tanpa menjauhkan bibirnya.
Bersamaan dengan menghilangnya mereka ke dalam air, matahari di ufuk barat telah tenggelam sempurna.
Pengambilan gambar masih berlangsung. Kamera yang telah dilengkapi sarung waterproof ikut masuk ke dalam air.
Para kru dikejutkan dengan pemandangan yang diambil oleh kamera itu. Di dalam air terlihat bahwa Jeno dan Jaemin saling memagut mesra.
Beberapa kru panik karena mereka belum mempersiapkan sesuatu untuk adegan improvisasi itu. Mengingat tidak ada latihan menyelam dan bernapas di dalam air sebelumnya semakin membuat tingkat kepanikan mereka meninggi.
Berbeda dengan kondisi di atas. Di dalam air kedua aktor itu masih betah berbagi kecupan. Kepala mereka sudah berpindah-pindah dari kiri ke kanan, begitupun sebaliknya, beberapa kali demi mencumbu pujaan hati.
Bertepatan dengan oksigen yang mulai menipis, keduanya sepakat melepas tautan bibir mereka dan bersama-sama naik ke permukaan.
Beberapa kru datang ke arah mereka setelah kata cut dikumandangkan. Mereka memberikan handuk untuk Jeno dan Jaemin. Ada juga yang membawakan minuman hangat.
“Improvisasi kamu keren, Jen,” puji Yuta selaku director.
Senyuman simpul Jeno berikan setelah mengatakan kata terima kasih terlebih dulu.
Setelah Yuta berlalu, netra Jeno tak sengaja bertemu dengan netra Jaemin. Senyuman merekah di bibir Jeno kala melihat Jaemin mengembangkan senyuman manisnya terlebih dulu.